Elis Rosidah Mardiah
Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).

Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.

Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan
jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.

Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.

Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.

Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.

Referensi :
- http://chrissanta.wordpress.com
- http://www.dapunta.com/raden-ajeng-kartini-1879-1904.html
Selengkapnya……
Elis Rosidah Mardiah
2006 : Awal Kehidupan
Cinta Laura Kiehl lahir pada 17 Agustus 1993, tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia, secara Caesar (Ibunda Cinta Laura yang sangat cinta Indonesia sengaja memilih hari keramat tersebut). Ibunya bernama Herdiana Soekarseno dan ayahnya bernama Michael Kiehl, warga negara Jerman. Saat masih kanak-kanak Cinta gemar menyiram tanaman, bermain perosotan dan berenang. Dari kecil hingga remaja ia tinggal di luar Indonesia karena mengikuti ayahnya yang bekerja sebagai General Manager Grand Hyatt Hotel. Karena lahir dan dibesarkan di luar negeri, Cinta memiliki keunikan dibandingkan artis Indonesia pada umumnya. Logat dan aksen bicaranya seperti percampuran antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ciri khas inilah yang membuat sosoknya lebih mudah dikenal. Kariernya di industri hiburan–seperti kebanyakan selebritas lainnya–berawal dari dunia model. Saat masih berusia 13 tahun, ia menjadi salah satu finalis “Top Model” 2006. Setelah mengikuti proses seleksi, ia dinyatakan sebagai pemenang pertama.
2007: Awal karier
Cinta memulai debutnya di dunia hiburan setelah menjadi juara diajang Top Model 2006. Dimana para jurinya adalah Ermawan (Positive Management) dan Sanjay Maulani, seorang casting direktur di MD Entertainment. Ia pun langsung ditawari untuk membintangi sinetron. Akhirnya Cinta menerima tawaran untuk menjadi bintang utama dalam sinetron Cinderella (Apakah Cinta Hanyalah Mimpi?) produksi MD Entertainment. Empat bulan pertama, di samping berlatih akting, Cinta mendapat kursus bahasa Indonesia karena ia kurang lancar dalam berbahasa Indonesia. Setelah sukses membintangi sinetron Cinderella, ia meraih penghargaan “Aktris Ngetop” pada ajang SCTV Awards 2007. Ia menyisihkan para nominator lain, yaitu Marshanda, Shireen Sungkar, dan Nia Ramadhani.

2008—2009: Memulai Karier Bernyanyi

Setelah berduet dengan Ahmad Dhani menyanyikan lagu “Umbrella” milik Rihanna pada satu ajang penghargaan yang diselenggarakan salah satu televisi swasta yaitu SCTV Awards 2007, Cinta Laura didaulat untuk menyanyikan theme song sinetron yang dia bintangi yaitu Upik Abu dan Laura yang berjudul You Say Aku. Lagu ini langsung menjadi hits di Indonesia, Malaysia dan Brunei. Cinta Laura juga pemeran utama dalam sinetron ini yang berperan sebagai Laura, gadis yang kaya dan sombong. Juli 2008, Cinta tersangkut masalah sampai ke pengadilan dengan MD Entertainment. Rumah produksi ini menggugat Cinta yang dianggap menyalahi kontrak kerja. Setelah menjalani 3 tahun persidangan dari mulai Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan akhirnya pada tanggal 24 Agustus 2011 memenangkan kasus tersebut di Mahkamah Agung. Pada Tahun 2008, Cinta Laura main sebagai pemeran utama dalam film layar lebar pertamanya Oh Baby, yang bercerita tentang seorang gadis miskin yang cantik dan bercita-cita ingin menjadi penari. Di sini dia berperan pula bersama Randy Pangalila, Tio Pakusadewo dan Ridwan Ghani. Untuk soundtracknya kali ini Cinta Laura juga menyumbangkan suaranya dengan lagu Oh Baby. Lagu ini bernuansa pop-dance yang memang seperti ciri khas Cinta Laura yang sedikit unik dengan campuran bahasa dan  logatnya yaitu Indonesia-Inggris. Lagu Oh Baby adalah single pertama Cinta Laura yang melambungkan namanya sebagai penyanyi idola remaja. Setelah membintangi sinetron Upik Abu dan Laura, Cinta Laura juga membintangi sinetron Air Mata Cinta (Produksi Sinemart) yang ditayangkan di stasiun tv RCTI, ia juga terus mengembangkan karier di panggung tarik suara. Bahkan Duo Maia, grup artis perempuan yang beranggotakan dua wanita ini mengajak Cinta berkolaborasi bersama dalam singel Penghianat Cinta. Cinta tak berhenti sampai di situ, album OST Beat Hits yang dirilis tahun yang sama memuat duet antara Cinta dan Afgan dalam lagu “Let’s Get The Beat” yang didaur ulang.

2010: Album Pertama Dengan Judul Cinta Laura (self-titled)

Pada bulan Juli 2010 Cinta mengeluarkan Album pertamanya yang sukses luar biasa di pasaran. Dan berhasil terjual lebih dari 1 juta copy. Single pertamanya yang berjudul Cinta Atau Uang menjadi soundtrack dalam film Seleb Kota Jogja (SKJ), film yang juga di bintanginya. Di sini Cinta tetap mengedepankan irama beat dan mengandung lagu jenis electropop. Kegemarannya akan tarian/dance ia maksimalkan dalam videoklip. Bahkan ia membuat audisi pencarian untuk dancer-nya “AYO NGEDANCE BARENG CINTA LAURA” dalam pembuatan video klip Cinta Atau Uang dan single lannya juga dalam konsernya. Album baru yang ia rilis mendapat sambutan hangat, terbukti lagu andalan Cinta mencapai posisi utama tangga lagu nasional di stasiun televisi dan radio. Penjualannya album baru Cinta juga bekerja sama dengan salah satu restoran cepat saji yang terkenal di Indonesia yaitu “KFC” Dalam album ini Cinta Laura juga memasukkan single yang telah dirilisnya terlebih dahulu sebagai soundtrack film atau sinetron misalnya Oh Baby, You Say Aku, dan We Can Do It. Setelah dua minggu perilisan album Cinta Laura dan terjual 100.000 keping CD, ia mendapatkan penghargaan “Platinum Award”. Setelah itu Cinta Laura merilis single keduanya yang bertajuk Shoot Me. Lagu ini berjenis musik electropop yang enak didengar, lagu untuk dance, selain itu liriknya juga mudah dihafal. Lagu ini juga sukses di pasaran walaupun tidak sesukses single pertamanya Cinta Atau Uang. Dalam video klip kali ini Cinta Laura berperan seperti “Angelina Jolie” dan juga mengajak dancer-nya dalam pembuatan video klipnya. Cinta juga merilis single ke empat yang berjudul Guardian Angel. Melalui single tersebut, Cinta meraih prestasi mengagumkan karena hanya dalam waktu empat bulan, albumnya telah laris terjual 750 ribu kopi. Lagu kali ini berjenis musik pop-ballad yang slow.

2011 : Awal karier Internasional

Untuk menyukseskan kariernya dalam bidang musik di tingkat Internasional, akhir Januari 2011, Cinta Laura berkolaborasi dengan Guy Sebastian, pemenang Australian Idol 2003 dalam lagu berjudul Who’s That Girl. Lagu ini menduduki chart 1 di beberapa tangga lagu Australia dan Selandia Baru. Guy sangat senang dengan adanya kesempatan ini serta berharap lagu ini bisa dinikmati oleh pendengar di Asia khususnya Indonesia. Pada 24 April 2011, Cinta Laura berduet dengan Inul Daratista menyanyikan lagu Cinta Mati 2 dimana lagu ini berjenis musik berbeda dengan apa yang biasa Cinta Laura (electropop) dan Inul (dangdut) bawakan. Diiringi dengan musik orkestrasinya “Aminoto Kosin Orchestra” dalam acara “Harmoni: Perempuan Indonesia” yang ditayangkan di stasiun televisi SCTV. Pada pertengahan Agustus 2011, Cinta Laura berhasil lulus dari Jakarta International School dengan nilai rata – rata A dan masuk dalam 10 besar lulusan terbaik. Hal itu membuahkan hasil, dia dipilih sebagai ikon remaja sukses dalam “Be A Champion In Your Life” yang mana digelar oleh “James Gwee”. Sebelum meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan kuliah di Columbia University, New York,  Amerika Serikat. Cinta Laura terpilih untuk bermain di film Hollywood yang berjudul The Philosophers,  yang melibatkan bintang Internasional dan akan diputar di seluruh bioskop dunia. Pemainnya sendiri berasal dari Amerika, Australia, Inggris dan beberapa Negara lainya. Dan salah satu diantaranya adalah bintang film Harry Potter, Bonnie Wright, yang berperan sebagai pacar Harry Potter. Juga James D’Archi yang berperan di Film Cloud Atlas. Cinta pun merasa mendapat kejutan besar dengan kesempatan itu, dimana ia akan memerankan tokoh Utami. Film yang disutradarai John Huddles dan diproduseri oleh George Zakk (Produser Film Casino Jack, Golden Globe Award Nominee). Pada bulan Januari 2012, Cinta Laura telah merekam 2 single Internasional yang berjudul Boomerang dan Playlist di Los Angeles. Album keduanya Hollywood Dreams, dirilis pertengahan Juli 2012, dengan single pertamanya yang berjudul Tulalit feat  Rayi RAN.
Sebagai artis dan penyanyi yang sukses, Cinta Laura Kiehl tidak lupa berbagi dengan orang – orang yang tidak mampu melalui Yayasan keluarga yang bernama SEOKARSENO FOUNDATION (www.soekarsenofoundation-clk.org)
Selengkapnya……
Elis Rosidah Mardiah
Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16 Juni 1962, dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempi

Dia merupakan adalah pengusaha asal Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group, Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega

Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi bangkrut.

Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.

Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).

Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans 7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio. Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp. membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.



Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar.

Chairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat pun adalah penting. Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri.

Menurut Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses berbisnis. Namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Baginya, membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis.

Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika (instant), karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar. Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha,sesorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.
Selengkapnya……
Elis Rosidah Mardiah
INILAH.COM, Jakarta – Kepergian Ustad Jefry Al Buchori alias Uje masih menyisahkan kesedihan dan duka disejumlah kalangan yang mengagumi dan mencintainya. Terbukti, makam Dai Gaul itu masih terus didatangi oleh peziarah dari berbegai tempat.
Bahkan para peziarah yang hadir, hari ini, Sabtu (27/4/2013) ternyata peziarah yang juga hadir saat Dai yang juga seorang Biker itu dimakamkan, Jumat siang kemarin.
Bahkan pusara Uje di Taman Pemakaman umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat telah dipadti oleh peziarah sejak Sabtu pagi. Beberapa dari peziarah yang juga penggemar Uje, berasal dari luar Pulau Jawa. Tak hanya orang dewasa saja, banyak anak-anak yang juga turut mendoakan Uje di pusaranya.
“Saya datang ini untuk berdoa di Makam Uje. Saya sangat mengagumi Beliau dan sangat senang mendengarkan tausiahnya,” ujar Iwan, warga Cilincing, Jakarta Utara itu.
Sebagaimana diberitakan, Ustad Jefry Al Buchori meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan sepeda motor di Jalan Gedong Hijau, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2013), sekitar pukul 02.00 WIB. Motor yang dikendarainya menabrak pohon. Ia sempat dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah dan dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati, tetapi nyawanya tidak tertolon
g.[man]
Selengkapnya……