Ketika mendengar kata
politik kata-kata yang muncul dari benak kita, politik itu “Kejam” tidak hanya
itu saja banyak makna yang mengartikan kata politik itu sendiri. Banyak
diantara generasi muda menyebut politik yaitu “Politikus” yang artinya didalam
politik itu hanyalah koruptor. Sangat disayangkan dengan pemahaman makna
politik seperti itu. Ada banyak definisi dari politik. Hal ini dikarenakan ada
otoritas yang bersedia untuk menawarkan pendapat. Politik telah digambarkan
sebagai pelaksanaan kekuasaan atau wewenang, sebagai proses pengambilan
keputusan kolektif, sebagai alokasi sumber daya yang langka, sebagai arena
penipuan atau manipulasi dan lain sebagainya. Menurut teori klasik Aristoteles
“politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama” . Sebenarnya pandangan tentang politik itu memiliki dua sisi seni
yaitu positif dan negatif. Dalam sisi positif yaitu membangun negeri dengan
baik, membangun cita-cita negeri yang mulai terkikis serta membangkitkan
semangat anggota politik yang ada didalamnya sedangkan dalam sisi negatifnya
yaitu para politisi memanfaatkan moment politik sebagai ajang korupsi untuk
kepentingan pribadinya sendiri. Berbicara tentang politik tidak akan ada
habisnya mulai dari teori politik yang begitu banyak sampai masalah politik itu
sendiri dikalangan masyarakat bahkan mahasiswa.
Jadi, Benarkah Politik
itu kejam?
Dunia politik merupakan
dunia yang memungkinkan orang bisa memiliki kekuasaan yang nantinya akan
menjami sebuah kesejateraan bagi hidupnya. Maka tidaklah mengherankan jika beberapa orang menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan kekuasaan bahkan dengan cara menghilangkan nyawa oranglain
sekalipun. Dan hal seperti ini masih banyak terjadi di tanah air. Sebagian orang yang
mengatakanbahwapolitikitukejam, hal ini didasari dari fenomena yang berkembang di masa lalu dan saat ini bahwa politik layaknya hutan belantara.Yang
kuatdia yang menang, yang lemahjadibahansantapan.Kawanjadimusuh,
musuhjadiincaran.Jalanapapunditempuh, sehinggatimbulmaskot “halal-haram
hantamsajalah” demi untuk mencapai tujuan dan ambisinya. Politik dijadikan tameng untuk memuaskan hawa nafsunya untuk berkuasa, hal yang diperjuangkan sirna akibat cara-cara kotor yang
dilakukan.Akibatnya,
kondisi kepemimpinan Negara kita semakin hari semakin memburuk . Rakyat miskin
semakin tertindas , sedangkan pemimpin semakin diatas. Hobby para petinggi
negara menghabiskan uang rakyat semakin mengenaskan, sementara banyak rakyat
jelata yang mati kelaparan karena ulah serakah mereka. Undang-undang akibat seakan
dibuat permainan oleh hakim dan jaksa karena tergiur iming-iming uang milyaran,
tetapi mengapa hukum tidak pernah bersikap adil terhadap rakyat.Sehingga tidak ada kata lain selain ungkapan “politik itu kejam”.
Namun, apakah
selamanya politik itu kejam?
Untuk para kaum
muda, seringkali kata ‘politik’ menjadi menakutkan apalagi melihat banyaknya
masalah hukum, korupsi yang menjamur, fitnah-fitnah, bahkan kebohongan publik.
Belum apa-apa, begitu mendengar kata politik, banyak anak-anak muda langsung
berpaling dan tak mau tahu. Idealisme kebenaran dipelajari di sekolah dan
kemudian dalam pergaulan apalagi saat berkecimpung dalam sebuah organisasi.
Sayangnya idealisme itu kelak akan tergerus oleh kebutuhan dan keserakahan.
Hal-hal lain pun dilupakan termasuk janji saat hati berucap bagaimana kalau
nanti kelak akan berpolitik. Banyak pula yang mengaku politisi tapi sama sekali
tak tahu berpolitik dan malah dipolitisasi.Miris kalau mengingat itu, karena
itulah dimulai antipati saya terhadap politik. Namun setelah saya mengamati
tentang politik lebih dalam, maka dapat disimpulkan politik itu tidak selamanya
kejam. Politik akan terasa sehat dan indah seandainya semua orang berfikir
positif tentang politik. Jangan pernah menyalahkan politik. Ia tak salah karena
politik hanyalah jalan. Tapi bagaimana jalan itu dibentuk itu tergantung
pribadi yang berjalan di atasnya. Apa yang didapat di ujung perjalanan itupun
tergantung apa yang mereka niatkan sebelumnya. Kalau itu untuk kebaikan, insya
Allah maka kebaikankanlah yang didapat.
Tidak selamanya
politik itu kejam, Politik adalah alat untuk
memperjuangkan nilai, memperjuangkan ideologi, memperjuangkan keadilan,
kemakmuran, dan kesejahteraan. Ia menjadi gelap karena kehadiran
orang-orang berhati gelap, dan kalau para penerang berlarian menghindar, siapa
lagi yang akan menerangi dunia politik? Karena itu, jangan takut untuk terjun
ke dunia poitik. Ayo para politisi! Kembalilah! Kami perlu banyak sekali
politisi jujur yang tahu benar arti berpolitik, berniat baik dan mampu
bertahan!
Masyarakat
Indonesia seperti saya, pada umumnya mungkin baru belajar membuka mata untuk
memahami politik. Tapi yang jelas kitalah yang merasakan secara langsung akibat
baik atau buruknya sebuah politik, entah paham arti politik atau tidak.
Sekarang kita hanya punya kesempatan memilih tapi tak punya kesempatan untuk
bicara setelah itu. Kalau untuk memilih saja kita tak punya pilihan lain, itu
sama saja memasukkan kita dalam lubang ‘perbudakan’ politik yang baru.
Ibaratnya, politik yang ada sekarang adalah seperti seseorang yang
menjanjikanmu untuk memberimu uang dan rumah, tapi merampas kemerdekaanmu untuk
berbicara dan berpendapat termasuk ketika suatu saat dengan cara-cara kotor
akhirnya uang dan rumah itu harus dikembalikan. Entah sadar atau tidak, itulah
yang saya rasakan. Kedepan, kita akan menghadapi pesta politik menuju pemilihan
umum.
Saya hidup
diantara berjuta rakyat Indonesia. Saya sekarang menjadi bagian dari generasi
muda Indonesia. Generasi muda merupakan tunas-tunas bangsa yang nantinya akan
melanjutkan karya dan perjuangan kaum-kaum tua dalam membangun bangsa ini.
Generasi muda merupakan generasi yang diharapkan dapat berpikir kritis,
inovatif dan kreatif dalam menghadapi setiap persoalan. Banyak yang berpendapat
bahwa generai muda merupakan tonggak masa depan dalam membangun bangsa
Nasib bangsa
Indonesia kedepan, sesungguhnya ada ditangan kita, Wahai para generasi muda
bangsa!
Iya, Benar
karena secara garis besar, politik tidak hanya dikuasai oleh kaum tua saja
tetapi sebagai generasi pembangun bangsa di masa depan, generasi muda juga
perlu mengerti mengenai politik. Walaupun, kita sadari bersama situasi politik
di Indonesia masih kacau namun, kita sebagai generasi muda sudah selayaknya
berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam mencari solusi untuk memecahkan
masalah yang telah menyebabkan krisis multidimensi ini. Ir. Soekarno pernah
berkata “Berikan aku seribu
pemuda!! Maka aku akan menggunacang dunia“. Dari petikan kalimat yang
keluar dari mulut Soekarno, menegaskan bahwa generasi muda memiliki potensi
luar biasa yang dapat memajukan bangsa ini, generasi muda dengan ketangguhannya
dapat merubah dunia dan bahkan mengguncang dunia. Dengan demikian, tidak ada
salahnya jika generasi muda saat ini mulai memikirkan tentang bangsa melalui
diskusi politik yang berkelas karena, nasib bangsa Indonesia sesungguhnya
berada di tangan kita. Sekarang tidak masalah jika negeri ini masih belum
stabil namun, di masa mendatang kita sebagai kaum muda sudah harus memegang
sebuah rencana besar untuk membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik dengan
menjauhi sikap-sikap buruk dan meneladani sikap-sikap baik pemimpin yang
lalu. Banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan misalnya mengikuti lomba-lomba
yang bisa mengaharumkan nama Indonesia di kanca
nasional, menemukan inovasi dalam hal bidang ilmiah dan lain sebagainya.
Dimulai dari diri sendiri hingga kita mampu mengajak orang lain untuk
berpartisipasi memikirkan nasib negeri kita tercinta ini. Semoga para penerus
dan generasi bangsa ini mampu juga menyederhanakan dari pemahaman salah politik
suram itu. karena politik itu bisa diartikan secara luas, tidak saja bagi
mereka-mereka penikmat kursi empuk di gedung dewan.Ayo, Generasi Muda, MAJU
TERUS PANTANG MUNDUR!